Pages

Banner 468 x 60px

 

Jumat, 13 Oktober 2017

KEWIRAUSAHAAN (ENTERPRENEURSHIP)

1 komentar



KEWIRAUSAHAAN (ENTERPRENEURSHIP)

Sejarah kewirausahaan dimulai dari periode awal yang dimotori oleh Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
Abad pertengahan
Kewirausahaan berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang yang bekerja dalam bidang arsitektural.
Abad 17
Di abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
Abad 18
Berlanjut di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
Abad 19
Sedangkan di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal.
Abad 10
Pada abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.


1.    Pengertian wiraswasta/wirausaha
     Pada awal tahun 1967 melalui berbagai ceramah, Dr. Soeparman Soemahamidjaja secara gencar memasyarakatkan kewiraswastaan di Indonesia. Wiraswasta mungkin diambil dari terjemahan wiraswasta. Wiraswasta terdiri dari suku kata wira-swa-sta. "Wira" berarti manusia tunggal, pahlawan, pendekar, teladan berbudi luhur, berjiwa besar, gagah berani serta memiliki keagungan watak. "Swa" berarti sendiri atau mandiri. "Sta" berarti tegak berdiri. Sedangkan saudagar terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu (banyak), dan dagar artinya akal. Jadi kata sudagar dapat diartika dengan seseorang yangmemiliki seribu akal. (Taufik Rashid, 1981:4).
Bertolak dari ungkapan diatas, maka wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri (wastiSoemanto, 1984:43)
Kemudian, pada zaman orde baru mungkin terdapat kekhawatiran bahwa penggunaan istilah kewiraswastaan dapat mempersempit makna yang sebenarnya, khususnya istilah swasta bila dikaitkan dengan lawan arti dari kata pemerintah. Padahal secara maknawi, istilah kewiraswastaan juga mencakup sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh pemerintah atau birokrat.
Namun demikian, pemerintah orde baru lebih suka menggunakan istilah wirausaha. Usaha berarti awal, bekerja, berbuat sesuatu.
Kata "kewirausahaan" sebagai terjemahan dari wiraswastaship dilontarkan pada tahun 1975 dan mulai digunakan di antara anggota kelompok Wiraswasta Development Program Development Technology Centre (EDP-DTC), Institut Teknologi Bandung. Pada saat itu, banyak pihak memakai kata "kewiraswastaan" sebagai terjemahan "wiraswastaship". Kelompok EDP-DTC ITB berpendapat bahwa wiraswastaship spirit, yang intinya menciptakan nilai atau manfaat melalui inovasi, tidak hanya terdapat atau diperlukan di kalangan pengusaha swasta, namun juga di kalangan organisasi kemasyarakatan maupun organisasi yang memberikan pelayanan publik. Atas dasar pertimbangan tersebut, dimunculkanlah sebuah kata baru, "kewirausahaan". Akar katanya adalah sebuah kata dalam bahasa Prancis "entreprendre" yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah "berusaha" atau "mengusahakan".
Istilah wiraswasta dilansir pertama kali pada tahun 1755 oleh Richard Cantillon yang waktu itu sedang melakukan penelitian tentang IQ wirausahawan. Menurut Cantillon, wiraswasta memiliki fungsi unik sebagai penanggung risiko. Jadi, cakupan dalam diri seorang wiraswasta adalah:
1.      Sebagai manusia yang mempunyai sikap mental, wawasan, kreativitas, inovasi, ide, motivasi, cita-cita, dan Iain-lain.
2.      Berusaha atau berproses untuk mengisi peluang dalam usaha jasa atau barang (goods) untuk tujuan ekonomi.
3.      Untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan usaha.
4.      Berhubungan dengan pembeli atau pelanggan yang membutuhkan jasa atau barang yang dijualnya dengan selalu memberikan kepuasan.
5.      Berani menghadapi segala risiko (sebagai risk taker), tetapi resiko tersebut sudah diperhitungkan. 

Tahun 1797, Berdeau menyatakan wirausaha sebagai orang yang menanggung resiko, yang merencanakan, supervise, mengorganisasikan dan memiliki. Sedangkan tahun 1985, Robert Hisrich: Entrepreneur adalah the process of creating something different with value by devoting the necessary time and effort, assuming the companying financial, psychological, and social risks and receiving the resulting rewards of monetary and personal satisfaction (Enterpreneuar adalah mepurakan proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan resiko keuangan, kejiwaan, social dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadi. Selain itu, definisi wiraswasta (wirausaha, wiraswasta) sesuai dengan hasil lokakarya sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia tahun 1978 adalah sebagai berikut:  "Pejuang kemajuan yang mengabdikan diri kepada masyarakat dengan wujud pendidikan (edukasi) dan bertekad dengan kemampuan sendiri, sebagai rangkaian kiat (art) kewirausahaan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang makin meningkat, memperluas lapangan kerja, turut berdaya upaya mengakhiri ketergantungan pada luar negeri, dan di dalam fungsi-fungsi tersebut selalu tunduk terhadap hukum lingkungannya."
Pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph Schumperter yaitu Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. (Bygrave, 1994:1)
Manusia wiraswasta mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju ke depan diluar kemampuan rata-rata, adakalanya wiraswasta tidak berpendidikan. Dengan menjadi wiraswasta seseorang akan dapat dengan cepat memperoleh kekayaan dan cita-cita yang diinginkannya.

2.    Metodelogi mempelajari kewirausahaan
Banyak cara dalam mempelajari kewirausahaan, kewirausahaan harus dipelajari dengan langsung terjun ke dunia usaha (learning by doing), berikut adalah hal-hal mendasar dalam mempelajari kewirausahaa:
1.      Wiraswasta bukan masalah bakat atau turunan, meskipun hal ini sering dipersoalkan. Wiraswastawan dibentuk, bukan dilahirkan (keturunan)
2.      Seseorang yang mempunyai wawasan wiraswasta belum tentu menjadi pengusaha.
3.      Indonesia memerlukan banyak wiraswatawan yang dapat membangun bangsa.
4.      Wiraswasta juga mencakup sikap mental, budi pekerti dan bukan hanya sekedar pengetahuan, teknik atau keterampilan.
5.       Menjadi wiraswastawan harus dari dasar diri sendiri, kerena harus mempunyai tekad yang kuat dan kerja keras.



Pertama-tama tidak semua orang langsung memiliki jiwa dan wawasan kewirausahaan, wawasan ini dapat dipupuk dengan kerja keras dan belajar. Keinginan untuk memperoleh value added yang besar (cepat menjadi kaya) menyebabkan seseorang terjun menjadi seorang wirausaha.
Perlu dilakukan perubahan metal (mindset) seseorang dari tipe pegawai menjadi wirausaha. Perubahan mental ini agar setiap pegawai siap jika suatu saat akan terjun ke dunia usaha. Oleh karena itu, marilah kita simak hal-hal berikut untuk kemudian dapat diterapkan pada diri sendiri.
Perubahan mental tersebut adalah: 

1)        Jangan berjiwa kuli atau buruh. Artinya jika kita menjadi pegawai kita harus bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan tanggung jawab, atau dengan kata lain bekerja berdasarkan kesadaran akan tanggung jawab bukan karena pengawasan. Tidak berjiwa konsumtif. Untuk menjadi wirausaha harus dapat menabung dan memiliki asset. Tidak ada usaha yang dapat dengan sukses tampa modal dan menjadi besar tanpa keuntungan.
2)        Belajar menghitung risiko dalam menghadapi risiko. Setiap keputusan yang diambil harus telah di perhitungkan dengan matang.
3)        Hilangkan kebiasaan berkelit dari permasalahan dengan cara berdalih atau membuat alasan.
4)        Jangan cepat berpuas diri dan lupa diri karena merasa sukses.
5)        Jangan cepat berputus asa karena setiap kesulitan selalu ada jalan keluarnya.
6)        Belajar memenuhi komitmen, jangan mudah mengumbar janji tanpa bukti. Janji adalah utang yang harus dibayar.
7)        Selalu menjaga reputasi diri. Nama baik sangat penting bagi seorang wirausaha, kepercayaan adalah salah satu hal utama dalam menjalankan usaha.
8)        Selalu memperluas wawasan dan belajar.
9)        Memperluas dan memelihara jaringan.
10)    Berusaha untuk selalu berinteraksi dengan pihak lain dengan pola saling menguntungkan.
11)    Biasakan bekerja dalam team work, solusi yang didapat tidak akan lebih baik dari solesi yang dihasilkan oleh sebuah team.
12)    Belajar melayani dan menghargai orang lain dengan sebaik-baiknya.
13)    Belajar mengelola stres agar terbiasa dan memiliki kesiapan mental dalam menghadapi tekanan-tekanan, masalah, atau beban hidup dengan cara berpikir untuk mencari jalan keluar.
14)    Belajar bertindak disiplin, cermat, akurat, dan terencana.
15)    Miliki kesadaran dan kemampuan memelihara serta merawat aset, baik aset milik sendiri, perusahaan, instansi, bahkan milik publik.
16)    Belajar menjadi orang yang inovatif, kopier, dan bahkan menjadi kreatif.
17)    Percaya diri. Kepercayaan diri sangat penting dalam menjalankan usaha sehingga berani dalam mengambil keputusan
18)    Jadilah orang yang memiliki sikap susila dan sopan santun dalam kehidupan sehari-hari, menghargai orang lain tidak memandang status social.
19)    Kalau Anda merasa tidak kerasan, tidak cocok, tidak puas, atau mentok dalam karir sebagai pegawai, masih ada alternatif lain dalam mencari nafkah, yaitu menjadi wiraswasta sejati. Jangan ragu dan takut, lakukanlah. Nabi berwasiat mencarilah harta sebanyak-banyak seolah-olah kamu mati seribu tahun lain. 
Hal diatas adalah langkah-langkah yang harus dilakukan seseorang jika ingin menjadi wirausaha.
  
Langkah-langkah Memulai Usaha Sendiri :

1.    START WITH A DREAM (MULAI DENGAN SUATU MIMPI)
Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started: Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, Cara pelayanan, jasa, ataupun idea yang dapat dijual dengan sukses.
2.    LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES (MENCINTAI JASA ATAU HASIL)
Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa masa sulit.
3.    LEARN THE BASICS OF BUSINESS. (BELAJAR DASAR UNTUK BUSINESS)
Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar–dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik.
4.    WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS. (BERKEINGINAN MENGAMBIL RESIKO YANG DIHASILKAN)
Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik – baik akan lebih banyak Memberikan kemungkinan berhasil.
5.    WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Me-lamun-kan dan memimpikan kerjanya.
6. MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE (BERTEMAN [SEDAPAT/ SEBANYAK] MUNGKIN)
Bertemanlah sebanyak banyaknya. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.
7.    DEAL WITH FAILURES (BERHADAPAN DENGAN KEGAGALAN)
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagaln itu tidak –mematikan.
8.    INOVATIF DAN KERJA KERAS UNTUK SUKSES

sumber : https://rzabdulaziz.wordpress.com/2014/02/06/buku-dan-materi-kuliah-
kewirausahaan-enterpreneurship/






1 komentar:

Unknown mengatakan...

Strange "water hack" burns 2 lbs overnight

Well over 160 000 men and women are utilizing a simple and SECRET "liquids hack" to lose 2 lbs each and every night while they sleep.

It is easy and works every time.

Here's how you can do it yourself:

1) Hold a drinking glass and fill it with water half the way

2) Then use this amazing HACK

so you'll be 2 lbs thinner in the morning!

Posting Komentar